Pebuktian langsung dapat kita awali dari pernyataan , dimana pernyataan p disebut hipotesis dan pernyataan q disebut kesimpulan. Bila dibuat strukturnya, maka pembuktian langsung memiliki struktur sebagai berikut:
Dimulai: hipotesis (p)
……
|
Pernyataan
logis
|
……
|
Diakhiri: kesimpulan
(q)
Teladan
1.1.1: Jika m
dan n adalah bilangan genap maka m+n bilangan genap.
(Ingat bahwa integer n merupakan bilangan genap jika dan
hanya jika terdapat integer k
sedemikian sehingga berlaku n = 2k;
integer n merupakan bilangan ganjil jika dan hanya jika terdapat integer k sedemikian sehingga berlaku n = 2k+1).
Bukti:
Misal
m dan n merupakan bilangan genap. Sehingga terdapat integer j dan k sedemikian sehingga berlaku m
= 2j dan n = 2k. Sehingga m
+ n = 2j + 2k = 2 (j+k). Maka m + n
merupakan bilangan genap.
Proses
Berpikir: Kita mulai dengan mengasumsikan hipotesis bahwa m dan n merupakan bilangan genap. Selanjutnya kita mulai mengembangkan konsekuensi
logis sedemikian rupa sehingga mendapatkan kesimpulan bahwa m+n merupakan bilangan genap. Kita dapat
saja mengambil sebuah bilangan sebagai contoh, tetapi yang harus diingat
apabila kita mengambil sebuah bilangan sebagai contoh maka pernyataan tersebut
hanya benar untuk contoh yang diambil (tidak benar secara umum). Misal kita
ambil nilai m dan n berturut-turut adalah 2 dan 4, maka pernyataan di atas akan
menjadi 2 + 4 = 6 (bilangan genap) pernyataan tersebut benar tetapi hanya untuk
nilai n = 2 dan m = 4 begitu pula bila kita ambil contoh lainnya.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, kita dapat memisalkan nilai m dan n dengan menuliskan sebagai nilai m = 2j dan n = 2k dimana j dan k merupakan anggota dari bilangan integer. Kemudian, pernyataan tersebut ingin melihat penjumlahan antara m dan n. Karena nilai m = 2j dan n = 2k sehingga penjumlahan kedua bilangan tersebut dapat ditulis pula 2j + 2k. Selanjutnya pernyataan tersebut menginginkan bahwa hasil dari penjumlahan tersebut merupakan bilangan yang bernilai genap (ingat bahwa bilangan genap dapat ditulis sebagai 2k dengan k merupakan anggota bilangan integer), dengan menggunakan sifat distributif 2j + 2k = 2 (j+k). Kita ingat kembali pada aljabar berlaku sifat ketetutupan pada operasi (+), sehingga apabila dua buah bilangan integer dijumlahkan (j+k) maka hasil yang diperoleh juga merupakan bilangan integer, misal x. Sehingga 2 (j+k) = 2x. Kesimpulannya m + n = 2x, sehingga pernyataan bahwa apabila kedua bilangan genap (m dan n ) dijumlah maka akan menghasilkan bilangan genap.
Bukti: Misal x bilangan ganjil, maka dapat ditulis pula x = 2a+1 dimana a merupakan bilangan integer. Selanjutnya apabila dijabarkan x^2 = x . x, sehingga x^2 = x . x = (2a+1) (2a+1)= 4a^2 + 4a + 1 = 2 (2a^2+2a) +1. Apabila kita misalkan bahwa b = 2a^2+2a, maka x^2 = 2b + 1. Jadi, x^2 bilangan ganjil.
Teladan 1.1.3:
Jika a|b dan b|c maka a|c
(a|b
menyatakan bahwa suatu bilangan b habis di bagi a atau bila bilangan b dibagi a
maka tidak memiliki sisa pembagian. secara matematis a|b dapat ditulis pula
sebagai b = a.x dimana x merupakan sebarang anggota bilangan integer)
Bukti: a|b dan b|c dapat pula ditulis dalam bentuk b = a.x dan c = b.y dimana x dan y merupakan anggota bilangan integer.
Teladan 1.1.4: Jika dua integer memiliki paritas berlawanan maka jumlah keduanya ganjil.
(paritas
adalah sifat pada bilangan bulat yang terdiri dari bilangan ganjil dan bilangan
genap)
Bukti: Dua integer dengan paritas berlawanan (misal p bilangan genap dan q bilangan ganjil)
(Pembuktian
harus dibagi menjadi 2 kasus yakni pada saat p genap dan q ganjil dan kasus
lain pada saat p ganjil dan q genap)
Kasus I (p genap dan q ganjil)
Bila
p merupakan bilangan genap maka p dapat dituliskan sebagai 2x, dengan x anggota
bilangan bulat. Bila q merupakan bilangan ganjil maka q dapat dituliskan
sebagai 2y+1, dengan y anggota bilangan bulat. Jumlah kedua bilangan dapat
dituliskan sebagai; p+q = 2x + (2y+1) = 2x+2y+1 = 2(x+y)+1 = 2 z +1 , dimana z
= x+y dan z merupakan bilangan bulat. Terlihat bentuk P + q = 2z +1 menunjukkan
bahwa p + q merupakan bilangan ganjil.
Kasus II (p ganjil dan q genap)
Dengan
cara yang mirip didapatkan bahwa p + q juga merupakan bilangan ganjil.
Dari
kedua kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa penjumlahan dua bilangan dengan
paritas yang berlawanan akan menghasilkan bilangan ganjil.
semoga membantu...
salam,
aji raditya
salam,
aji raditya