Berikut bentuk persamaan kuadrat secara umum:
Rumus ABC:
(http://abhiramn.blogspot.com/2010/06/latex-on-blogspot.html)
Pada program Mathematica gambar grafik fungsi trigonometri, misalnya Sin[x], menampilkan nilai x dalam radian. Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, guru lebih senang menampilkan nilai x dalam derajat atau Pi.
Pada artikel ini, penulis akan mencoba untuk menampilkan nilai x dalam derajat dan Pi dari yang sebelumnya nilai x berupa radian.
(Gambar. 1) Nilai x masih dalam radian.
Untuk merubah dalam bentuk derajat dapat menggunakan,
(Gambar. 2) Nilai x sudah dalam bentuk derajat
Tetapi nilai x pada gambar 2 kurang “halus” karena “ 0 ” tidak ditampilkan, sehingga mungkin saja akan terjadi kesalahan persepsi pada siswa (contoh Sin 60 (derajat) tidak sama dengan Sin 60). Untuk menampilkan “ 0 ” pada output maka digunakan code berikut:
(Gambar. 3) Nilai x sudah dalam bentuk derajat yang lebih “halus”
Selain penggunaan derajat, Pi juga banyak digunakan selama kegiatan ini. Berikut merupakan cara untuk menampilkan nilai x dalam bentuk Pi.
(Gambar. 4) Nilai x dalam bentuk Pi
Sekian artikel singkat ini, mudah-mudahan dapat membantu mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Daftar Pustaka
http://blog.wolfram.com/2011/03/31/mathematica-qa-plotting-trig-functions-in-degrees/
Terima kasih atas perhatiannya,
A.Raditya
----------------------------------------------------------------------------------------------
Definisi
Penilaian otentik atau authentic assessment juga disebut performance based assessment atau performance assessment, alternative assessment dan direct assessment. Disebut performance based assessment atau performance assessment karena penilaian yang dilakukan berdasarkan kemampuan dan keterampilan siswa saat melakukan tugas yang diberikan. Kemudian dikatakan alternative assessment karena penilaian otentik ini merupakan penilaian dilakukan dengan cara yang berbeda dari penilaian yang biasa dilakukan (traditional assessment). Disebut direct assessment atau penilaian langsung karena biasanya penilaian yang dilakukan pada authentic assessment diberikan pada saat kegiatan berlangsung (misalnya pada saat praktikum atau demostrasi). Dengan kata lain, penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan terbaik siswa. Karena yang ingin dinilai adalah kemampuan terbaik siswa maka penilaian otentik didasarkan tidak hanya pada hasil belajar tetapi juga pada proses selama kegiatan belajar berlangsung.
Selanjutnya, tulisan ini akan membicarakan perbedaan penilaian otentik dengan penilaian tradisional, kemudian sedikit tentang impementasi dari penilaian otentik di kelas. Pada implementasi akan dijelaskan tentang tugas otentik dan rubrics pada penilaian otentik.
Perbedaan Penilaian Otentik dan Penilaian Tradisional
Penilaian sendiri sebenarnya dibagi menjadi dua tipe, yakni: penilaian tradisional (traditional assessment) dan penilaian otentik (authentic assessment). Marilyn dalam artikelnya mendaftarkan perbedaan dari kedua tipe penilaian tersebut sebagai berikut:
Setiap tipe penilaian tersebut memiliki kelebihan, kekurangan dan keterbatasan masing-masing. Seperti terlihat diatas bahwa penilaian tradisional lebih menekankan pada “produk” yang dihasilkan sedangkan penilaian otentik lebih menekankan pada proses.
Hal tersebut akhirnya berakibat pada perbedaan jenis tes yang digunakan. Pada penilaian tradisional, jenis tes yang digunakan untuk menilai siswa adalah jenis tes objektif (seperti pilihan ganda, benar-salah mencocokkan dan lain-lain) dimana siswa biasanya diharuskan memilih satu jawaban yang benar. Sedangkan pada penilaian otentik, jenis tes yang dilakukan berupa tes kinerja, evaluasi diri, esai, portofolio, proyek dan lain-lain. Sehingga disaat penilaian tradisional mengajak murid untuk saling berkompetisi satu sama lain, penilaian otentik menekankan pada kerja sama antar murid agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai bersama.
Bila dikaitkan dengan kurikulum terdapat perbedaan yang sangat jelas antara penilaian tradisional dan penilaian otentik. Pada penilaian tradisional siswa diharapkann menguasai pengetahuan dan keterampilan tertentu sehingga dibentuklah kurikulum yang relevan untuk siswa. Kemudian penilaian dilakukan berdasarkan ketuntasan dari kurikulum yang dibentuk tadi. Tetapi pada penilaian otentik, siswa diharapkan melakukan sejumlah tugas yang menyerupai keadaan di dunia nyata dan dilihat kinerjanya dari tugas-tugas yang telah mereka laksanakan. Kemudian dikembangkan sebuah kurikulum yang memungkinkan siswa dapat memperlihatkan kinerja yang baik. Sehingga dalam tabel diatas, pada penilaian tradisional dituliskan “curriculum direct assessment” sedangakan pada penilaian otentik dituliskan “assessment direct curriculum”.
Implementasi
Dalam implementasi di lapangan, penilaian otentik setidaknya harus meliputi: Tugas Otentik (authentic task) dan Kriteria Penilaian (rubrics).
1. Tugas Otentik (Authentic Task)
Sebuah tugas dikatakan otentik, menurut Rustaman, bila: (i) siswa diminta untuk mengkonstruksi respon mereka sendiri, bukan hanya sekedar memilih; (ii) tugas merupakan tantangan yang mirip (serupa) yang dihadapkan dalam (dunia) kenyataan sesungguhnya. Dengan kata lain, tugas otentik adalah sebuah tugas yang mirip dengan kehidupan sehari-hari kemudian siswa diharapkan dapat memecahkan tugas tersebut sesuai dengan kemampuan yang telah ketahui selama ini.
Berikut merupakan jenis tugas yang disebut otentik, antara lain:
a. Bentuk esai yang bersifat open-ended;
b. Refleksi diri;
c. Projek, demonstrasi atau praktikum;
d. Portofolio, kumpulan hasil karya siswa;
2. Kriteria Penilaian (Rubrics)
Menurut American Association for the Advancement of Science, A rubric is a scoring guide that differentiates, on an articulated scale, among a group of sample behaviors, or evidences of thought that are responding to the same prompt. Atau dengan kata lain, rubrics adalah sebuah alat penilaian yang dapat membedakan, satu kelompok dengan kelompok lain, berdasarkan kemampuan yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya.
Daftar Pustaka
Lombardi, M, Marylin. 2008. Making the Grade: The Role of Assessment in Authentic Learning. EDUCAUSE.
Dantes, Nyoman, Prof. 2008. Hakikat Assessment Otentik sebagai Penilaian Proses dan Produk dalam Pembelajaran yang Berbasis Kompetensi.
Rustaman, Nuryani Y. Penilaian Otentik dan Penerapannya dalam Pendidikan Sains.
oleh: Aji Raditya, S.Si dan Sulistiawati S.Pd
Berdasarkan terminologi, penilaian dalam pendidikan matematika digunakan untuk menilai kemampuan, tindakan dan pencapaian dalam kegiatan matematika. Prinsip dari penilaian sendiri adalah mengacu pada kemampuan, kelanjutan/berkesinambungan, mendidik/memotivasi siswa, menggali informasi, melihat adanya kebenaran dan kesalahan, adil dan objektif, terbuka ( berguna bagi pihak yang berkepentingan), menyeluruh ( kognitif, afektif dan psikomotorik), dan bermakna.
Berdasarkan artikel Mogens Niss, terdapat tiga tujuan utama dari penilaian, antara lain: untuk menyediakan informasi, membentuk rencana tindakan dan membentuk relaitas sosial. Tujuan utama dari sebuah penilaian adalah untuk mengumpulkan informasi yang nantinya akan digunakan untuk membantu siswa dalam meningkatkan atau mengembangkan kemampuan mereka. Kemudian tujuan berikutnya adalah untuk membentuk rencana tindakan, hasil dari penilaian (informasi) digunakan sebagai landasan untuk memodifikasi, mengubah atau mempertahankan sistem pendidikan, institusi, guru dan cara mengajar guru serta kurikulum yang digunakan. Kemudian tujuan terakhir adalah membentuk realitas sosial, ketika penilaian dilakukan maka biasanya akan terjadi perubahan dalam tindakan dan kegiatan dari lingkungan (siswa, guru, orang tua, sekolah dan lainnya).
Sedangkan menurut Wragg tujuan dari penilaian, antara lain: Memberikan umpan balik, memberikan dukungan dan semangat, memberikan motivasi, melakukan diagnosis, melakukan pilihan, dan untuk menilai dan membandingkan. Memberikan umpan balik agar siswa mengetahui sejauh mana mereka memahami konsep dan ide dasar dari materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik juga penting bagi guru untuk mengetahui apa yang telah murid pelajari dan apa yang mereka lewatkan selama proses belajar mengajar berlangsung. Kadang guru melakukan penilaian untuk melihat perkembangan yang sudah dicapai siswa dalam keadaan ini guru dapat memberikan dukungan dan semangat pada siswa untuk melakukan kegiatan berikutnya. Berikutnya, tujuan lain dalam assessment adalah memberikan motivasi bagi siswa apabila siswa mengerti bahwa mereka akan di nilai. Selain itu tujuan dari penilaian adalah melakukan diagnosis, dalam penilaian guru dapat melakukan diagnosis agar mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap ilmu dalam kegiatan belajar mengajar. Diharapkan dengan mengetahui posisi siswa, guru dapat merencanakan tindakan selanjutnya.
Penilaian sendiri terdiri dari 3 jenis, antara lain: psikomotorik, afektif dan portofolio.
a) Penilaian Psikomotorik
Berdasarkan Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).
b) Penilaian Ranah Afektif
Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berupa tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di sekolah, yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang tepat.
c) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984). Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan diorganisir secara sistematik. Fungsi penilaian fortopolio adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan KBM. Kumpulan hasil pekerjaan peserta didik dapat berupa puisi, gambar/tulisan, peta/denah, desain, paper, laporan observasi, laporan penelitian, laporan penyeledikan, dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka
Niss, M. Assessment in mathematics education and its effects : an introduction. Kluwer academic publisher. Netherland. 1993.
Wragg, E, C. Assessment and learning in the secondary school. RouledgeFalmer. London. 2001